PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kas dan Bank
Kas
merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk
diselewengkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut
penerimaan dan pengeluaran kas. Karena itu, untuk memperkecil kemungkinan
terjadinya kecurangan atau penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan,
diperlukan adanya pengendalian intern (internal control) yang baik atas
kas dan setara kas.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan
tahun 1994:
a. Yang dimaksud dengan kas ialah alat
pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan.
b. Yang dimaksud dengan bank ialah sisa
rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan.
Contoh
dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas dan setara kas
adalah:
·
Kas
kecil (Petty Cash) dalam rupiah maupun mata uang asing.
·
Saldo
rekening giro di Bank dalam rupiah maupun mata uang asing.
·
Bon sementara (I O U).
·
Bon-bon
kas kecil yang belum diganti.
·
Check
tunai yang akan didepositkan.
Adapun
yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan setara kas pada neraca
adalah:
Ø Deposito berjangka (time deposit)
yang jatuh tempo lebih dari 3 bulan.
Ø Check mundur dan check kosong.
Ø Dana yang disisihkan untuk tujuan
tertentu (sinking fund).
Ø Rekening giro yang tidak dapat
segera digunakan baik di dalam maupun dinluar negeri, misalnya karena
dibekukan.
Menurut PSAK
No.2, hal 2.2 dan 2.3 (IAI: 2002)
Kas
terdiri atas: saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
Setara kas (cash equivalent)
adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan
cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko
perubahan nilai yang signifikan.
Setara kas dimiliki untuk memenuhi
komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain.
B.
Sistem Pengendalian Intern Kas
Pengendalian intern terhadap kas dapat dilakukan pada saat
penerimaan uang dan pengeluaran uang, antara lain:
a) Pada saat penerimaan uang
Ø Harus ditunjukkan dengan jelas
fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan setiap penerimaan kas harus segera
dicatat dan disetor ke bank.
Ø Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan
kas dengan pencatatan kas.
Ø Diadakan pengawasan yang ketat
terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas.
Ø Dibuat laporan kas untuk setiap hari
sebagai pertanggung jawaban kas.
b)
Pada
saat pengeluaran uang
Ø Pengeluaran uang harus menggunakan
cek, kecuali pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya kecil, yaitu menggunakan
kas kecil.
Ø Dibentuk kas kecil.
Ø Diadakan pemisahan antara pihak yang
mengumpulkan bukti pengeluaran, yang menulis cek dan yang menandatangani cek
serta yang mencatat pengeluaran kas.
Ø Pemeriksaan internal pada jangka
waktu yang tidak tentu.
Ø Dibuat laporan pengeluaran kas
harian sebagai pertanggungjawaban.
Ada
beberapa petunjuk/pedoman umum yang berguna bagi auditor dalam menilai
penanganan kas, yaitu:
a. Jangan diizinkan setiap karyawan menangani
transaksi dari awal hingga akhir.
b. Pisahkan penanganan kas dari
pencatatannya.
c. Pusatkan penerimaan kas.
d. Letakkan cash register sehingga pelanggan dapat mengadakan
observasi jumlah yang dicatat.
e. Setorkan segera semua
penerimaan-penerimaan kas.
f. Semua pengeluaran harus melalu cek,
kecuali pengeluaran dari kas kecil.
g. Buat rekonsiliasi bank yang
dilakukan oleh karyawan yang tak bertanggung jawab terhadap pengeluaran cek
atau penanganan kas.
C.
Perlakuan Akuntansi
Untuk keperluan penyusunan neraca komersial dan neraca
fiskal, kas dan bank dilaporkan sebesar nilai nominal. Perlakuan terhadap kas
dan bank dalam perpajakan dan akuntansi pada umumnya tidak jauh berbeda.
Ketentuan perpajakan tidak mengatur secara rinci mengenai teknik dan metode
pembukuan kas dan bank. Oleh karena itu, praktik akuntansi komersial yang
mengatur tentang teknik dan metode pembukuan kas dan bank dapat diikuti
sepenuhnya.
Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan
pada umumnya melakukan pemisahan dana antara kas kecil (petty cash) dan
kas besar (cash on hand). Kas kecil umumnya dipakai untuk pengeluaran
harian perusahaan yang sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya. Kas besar pada
umumnya dipakai oleh perusahaan untuk pengeluaran tertentu dan disimpan oleh
perusahaan di dalam brankas. Dalam kas kecil dikenal dua sistem, yaitu:
1.
Imprest fund system (sistem dana tetap) dengan
pencatatan transaksi dan mutasi dana kas kecil dilakukan pada saat penggantian
dana.
2.
Fluctuating fund system (sistem
dana tidak tetap) dengan pencatatan transaksi dan mutasi dana setiap saat
terjadinya transaksi.
D.
Tujuan Audit Kas dan Bank
Tujuan pemeriksaan (Audit objectives) kas dan setara
kas adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan
setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
Jika auditor dapat meyakinkan dirinya bahwa internal
control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran
kas dan bank berjalan efektif, maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan substantive
test bisa dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas kas dan
setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank adalah:
a. Adanya pemusahan tugas dan
tanggungjawab antara yang menerima dan mengeluarkan kas dengan yang melakukan
pencatatan, memberikan otorisasi atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank.
b. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari
pegawai yang mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan
harus ditelaah oleh kepala Bagian Akuntansi.
c. Digunakannya imprest fund system
untuk mengelola kas kecil.
d. Penerimaan kas, check dan giro,
harus disetor ke bank dalam jumlah seutuhnya paling lambat keesokan harinya
e. Uang kas harus disimpan ditempat yang aman, misalnya di cash
box, brankas atau di bank.
f. Uang kas harus dikelola dengan baik,
jangan dibiarkan menganggur atau terlalu banyak disimpan di rekening giro.
g. Blanco check dan giro harus disimpan di tempat
yang aman supaya tidak disalahgunakan, selain itu harus dihindari
penandatanganan cek dalam bentuk blanko.
h. Sebaiknya check dan giro ditulis
atas nama dan check/giro ditandatangani oleh 2 orang untuk menghindari
penyalahgunaan.
i.
Sebaiknya
kasir diasuransikan atau diminta menyerahkan uang jaminan, untuk back up
seandainya terjadi kehilangan uang atau kecurangan yang dilakukan oleh kasir.
j.
Digunakan
kwitansi yang bernomor urut cetak (prenumbered).
k. Bukti-bukti pendukung dari pengeluaran kas yang sudah
dibayar harus distempel lunas, untuk menghindari kemungkinan pembayaran dua
kali (double payment).
2.
Untuk
memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal neraca
betul-betul ada dan dimiliki perusahaan.
Auditor
harus meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan(cash
on hand dan in bank) betul-betul ada dan dimiliki perusahaan dan
bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham. Oleh karena itu, auditor harus
melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi bank.
3.
Untuk
memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas.
Jika
perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan pelunasan
obligasi berikut bunganya (sinking fund), maka dana tersebut tidak dapat
dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar.
4.
Untuk
memeriksa, seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah
saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs
tengah Bank Indonesia (BI) pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang
terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi komprehensif tahun
berjalan.
5.
Untuk
memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai dengan standar akuntansi keuangan
di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
Menurut SAK:
a.
Kas
dan setara kas disajikan di neraca sebagai harta lancar (current assets).
b.
Kas
dan setara kas yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukkan dalam aset lancar
hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi
kewajiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu
tahun.
c.
Saldo
kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai kewajiban
jangka pendek. Saldo kredit dan debit rekening giro pada bank yang sama dapat
digabung dan disajikan pada neraca sebagai satu kesatuan.
E.
Prosedur Pemeriksaan Kas Dan Setara Kas
1.
Pahami
dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
Proses
memahami dan mengevaluasi internal control atas kas dan setara kas serta
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank merupakan bagian yang sangat
penting dalam suatu proses pemeriksaan akuntan.
Hasil evaluasi internal control atas kas dan setara
kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank berupa kesimpulan
apakah internal control tersebut berjalan efektif atau tidak. Jika
auditor menyimpulkan bahwa internal control efektif, berarti luasnya
pengujian atas kewajaran saldo kas dan setara kas per tanggal neraca bisa
dipersempit, karena kemungkinan terjadinya kesalahan adalah kecil dan jika
kesalahan terjadi akan bisa segera ditemukan oleh pihak perusahaan. Untuk memahami
internal control yang terdapat di perusahaan, auditor bisa melakukan
tanya jawab dengan klien dengan menggunakan internal controlquestionnaires.
Kemudian hasil tanya jawab digambarkan lebih lanjut dalam flowchart, dan
(jika dianggap perlu) dalam bentuk cerita (narraetive).
Berdasarkan jawaban ICQ, flowchart, dan penjelasan narrative
(jika ada), auditor bisa mengevaluasi internal control yang ada secara
teoritis dan menarik kesimpulan sementara apakah internal control atas
kas dan setara kas serta penerimaan dan pengeluaran kas/bank baik, sedang atau
lemah. Jika disimpulkan sementara bahwa internal control baik atau
sedang, auditor harus melakukan tes ketaatan atas transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas/bank, untuk membuktikan apakah internal control berjalan
efektif atau tidak.
Yang diambil sebagai sampel biasanya bukti penerimaan
kas/bank dan bukti pengeluaran kas/bank atau nomor check/giro. Jika disimpulkan
sementara bahwa internal control lemah, auditor tidak perlu mengadakan
tes ketaatan, tetapi langsung melakukan substantive test yang diperluas.
Karena biasanya jika tetap dilakukan compliance test, kesimpulan akhir
tetap menyatakan bahwa internal control lemah.
Setelah compliance test selesai dilakukan, auditor
harus menarik kesimpulan akhir apakah internal control, baik, sedang
atau lemah. Setelah itu baru dilakukan substantive test atas saldo
kas/bank. Prosedur audit untuk compliance test harus dipisahkan dari
prosedur audit untuk substantive test, begitu juga kertas kerja
pemeriksaannya.
2.
Buat
Top Schedule kas dan setara kas per tanggal neraca (misal per
31-12-2010), atau kalau belum selesai, boleh per 31-10-2010 atau 31-11-2010;
penambahan mutasi akan diperiksa kemudian, apakah ada hal-hal yang di luar
kebiasaan atau tidak.
3.
Lakukan
Cash count (perhitungan fisik uang kas) per tanggal neraca, bisa juga
sebelum atau sesudah tanggal neraca.
Jika
klien menggunakan imprest fund system untuk kas kecilnya, cash count
bisa dilakukan kapan saja karena saldo kas selalu tetap. Tetapi jika digunakan fluctuating
fund system maka cash count sebaiknya dilakukan tidak jauh dari
tanggal neraca agar tidak mengalami kesulitan sewaktu melakukan perhitungan
maju atau mundur ke tanggal neraca (saldo kas per tanggal cash count
ditambah atau dikurangi dengan penerimaan atau/dan pengeluaran sebelum/sesudah
tanggal neraca).
4.
Kirim
konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan
kas opname.
Untuk kas yang berada di cabang yang jauh dan saldonya tidak
besar, tidak perlu auditor secara khusus mengunjungi cabank tersebut untuk
melakukan kas opname, karena tidak berimbang cost dan benefit-nya.
Sehingga cukup dikirim surat konfirmasi atau diminta pernyataan saldo dari
kasir.
5.
Kirim konfirmasi untuk seluruh
rekening bank yang dimiliki perusahaan.
Surat
konfirmasi tersebut harus ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang namanya
dan contoh tanda tangannya tercantum di “signature card” bank perusahaan
(authorized signature). Konfirmasi tersebut bisa mencantumkan nomor
rekening bank perusahaan, tetapi akan lebih baik jika nomor rekening tersebut
tidak dicantumkan.
Surat
konfirmasi harus tetap dikirim walaupun perusahaan sudah menerima rekening
koran dari bank karena:
Ø Hal tersebut merupakan standar
audit procedures untuk mendapatkan bahan bukti audit (audit evidence).
Ø Yang ditanyakan dalam surat
konfirmasi bukan hanya saldo bank tetapi banyak hal lainnya, seperti: jumlah
kredit, pendiskontoan wesel tagih, contigent liability dan lain-lain.
Ø Jawaban konfirmasi diminta untuk
dikirim langsung ke auditor, sedangkan rekening koran selalu dikirim ke klien.
Ø Minta rekonsiliasi bank per tanggal
neraca (misalkan per 31-12-2010), kalau terpaksa, karena belum selesai yang
Desember, dapat diminta per 31-11-2010.
Ø Lakukan pemeriksaan atas
rekonsiliasi bank tersebut.
Rekonsiliasi bank harus dibuat oleh
klien dan tugas auditor adalah memeriksa kebenaran rekonsiliasi tersebut, serta
mengusulkan audit adjustment jika ditemukan kesalahan.
Prosedur audit yang biasa dilakukan
adalah:
a. Cocokkan saldo menurut rekening
koran bank dengan rekening koran bank yang bersangkutan dan jawaban konfirmasi
bank.
b. Periksa footing dan cross
footing.
c. Cocokkan saldo menurut pembukuan dengan
saldo buku kas/bank dan buku besar kas/bank.
d. Periksa outstanding check dan
outstanding deposit ke rekening koran bulan berikutnya, perhatikan
apakah ada check yang outstanding lebih dari 70 hari sehingga perlu
dibuatkan jurnal koreksi.
e. Periksa biaya administrasi bank dan
jasa giro ke rekening koran dan nota debit/kredit dari bank.
f. Review jawaban konfirmasi dari bank,
notulen rapat dan perjanjian kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari
rekening bank yang dimiliki perusahaan.
g. Periksa inter bank transfer ± 1 minggu sebelum dan sesudah
tanggal neraca, untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window
dressing.
Check kitting bisa dilakukan jika perusahaan mempunyai lebih dari satu
rekening bank. Untuk mengetahui ada tidaknya check kitting, auditor
harus memeriksa transfer dari rekening bank perusahaan ke rekening bank
perusahaan yang lainnya dan mencocokkan apakah penambahan saldo di rekening
bank yang berasal dari transfer sudah diikuti dengan pengurangan saldo di
rekening bank lainnya. Karena biasanya check kitting dilakukan mendekati
tanggal neraca maka periode yang harus diperiksa ± 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca.
Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent
payment dan subsequent collection) sampai mendekati tanggal
selesainya pemeriksaan lapangan.
Tujuannya
adalah untuk mengetahui apakah ada kewajiban yang belum tercatat(unrecorded
liabilities) per tanggal neraca yang baru dibayar di periode berikutnya,
baik yang berasal dari pembelian aset ataupun biaya-biaya perusahaan. Tujuan
lain untuk mengetahui apakah utang per tanggal neraca sudah dilunasi di periode
berikutnya, sehingga auditor lebih yakin mengenai kewajaran saldo utang per
tanggal neraca.
h. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang
asing per tanggal neracam periksa apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke
dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah
selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi
tahun berjalan. Kurs tengah BI adalah rata-rata kurs beli dan kurs jual di Bank
Indonesia yang bisa dilihat di surat kabar atau business news.
Menurut SAK ETAP (IAI; 2009: 153) :
Entitas
harus mencatat transaksi mata uang asing, pada pengakuan awal dalam mata uang
fungsional, dengan menggunakan kurs tunai (spot rate) pada tanggal
transaksi antara mata uang fungsional dan mata uang asing tersebut.
Tanggal
transaksi adalah tanggal dimana transaksi pertama kali memenuhi syarat
pengakuan sesuai dengan SAK ETAP.
i.
Periksa
apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas laporan
keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
(SAK/ETAP/IFRS).
Penyajian di Neraca:
Pada
umunya kas dan setara kas merupakan harta lancar, saldo deposito berjangka
tidak boleh dilaporkan sebagai dari kas dan bank, jika ada saldo bank bersaldo
kredit dengan jumlah yang material, harus direklasifikasi sebagai utang jangka
pendek.
j.
Buat
kesimpulan di Top Schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri
mengenai kewajaran dari cash on hand dan in bank, setelah kita
menjalankan seluruh prosedur audit di atas
CONTOH
KASUS
Kasus Audit Kas/Teller
Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan polisi. Ia terbukti melakukan transfer
uang Rp1,6 miliar dan merekayasa dokumen laporan keuangan. Perbuatan tersangka
diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang Bangkinang
pada hari Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan pemeriksaan di BRI Unit
Tapung. Tim ini menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah
saldo neraca dengan kas tidak seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
dan cermat, diketahu iadanya transaksi gantung yaitu adanya pembukuan setoran
kas Rp 1,6 miliar yang berasal BRIUnit Pasir Pengaraian II ke BRI Unit Tapung
pada tanggal 14 Februari 2011 yang dilakukanMasril, namun tidak disertai dengan
pengiriman fisik uangnya.Kapolres Kampar AKBP MZ Muttaqien yang dikonfirmasi
mengatakan, Kepala BRI Tapung Raya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di
sel Mapolres Kampar karenamentransfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa laporan
pembukuan.Kasus ini dilaporkan oleh Sudarman (Kepala BRI Cabang Bangkinang dan
Rustian
Martha pegawai BRI Cabang Bangkinang. “Masril telah
melakukan tindak pidana membuat atau menyebabkan
adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan maupun dalam dokumen
laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening Bank (TP Perbankan).
Tersangka dijerat pasal yang
disangkakan yakni pasal 49 ayat (1) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan
atasUU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dangan ancaman hukuman 10
tahun,” kata Kapolres.
Polres Kampar telah melakukan penyitaan sejumlah
barang bukti dokumen BRI serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait,
memeriksa dan menahan tersangka dan 6 orang saksi telah diperiksa dan meminta
keterangan ahli.
PENYELESAIAN MASALAH
1. Skills
Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan bidang kerja yang ia
lakukan.Kemudian kemampuan tersebut dikembangkan lebih lanjut untuk
meningkatkankontribusi karyawan pada perusahaan. Perusahaan melakukan
pelatihan pendidikan secara periodik kepada karyawan sesuaidengan perkembangan
teknologi yang berkembang.
Pembinaan ini sangatlah penting karena setiap karyawan memiliki
kepribadian yangberbeda jadi attitude ini harus ditekankan kepada karyawan.
Dalam hal ini karyawandiharapkan dapat memiliki kepribadian yang baik sehingga
dapat memperkecil resikoterjadinya penyimpangan dari karyawan itu sendiri.
2. Prosedur Otoritas Yang Wajar
a)
Harus ada batas transaksi untuk
masing-masing teller dan head teller.
b)
Penyimpanan uang dalam khasanah harus
menggunakan pengawasan ganda.
c) Teller secara pribadi tidak diperkenankan menerima kuasa dalam bentuk
apapundari nasabah untuk melaksanakan transaksi atas nasabah tersebut.
d)
Teller secara pribadi dilarang menerima
titipan barang atau dokumen pentingmilik nasabah.
3. Dokumen dan catatan yang cukup
a. Setiap
setoran/penarikan tunai harus dihitung dan dicocokan dengan buktisetoran/
penarikan. Setiap bukti setoran/ penarikan harus diberi cap identifikasiteller
yang memproses.
b. Setiap
transaksi harus dibukukan secara baik dan dilengkapi dengan buktipendukung
seperti Daftar Mutasi Kas,
Cash
Register (daftar persediaan uangtunai
berdasarkan kopurs/masing-masing pecahan)
4. Kontrol fisik atas uang tunai dan
catatan
a. Head teller
harus memeriksa saldo kas, apakah sesuai dengan yang dilaporkanoleh teller.
Head teller harus menghitung saldo uang tunai pada box
teller sebelum teller yangbersangkutan cuti atau seteleh teller tersebut absen
tanpa pemberitahuan.
b. Setiap selisih
harus diindentifikasi, dilaporkan kepada head teller dan pemimpincabang,
diinvestigasi dan dikoreksi.
c. Selisih uang
tunai yang ada pada teller ataupun dalam khasanah harus dibuatkanberita acara
selisih kas.
d. Area teller/
counter/khasanah adalah area terbatas dalam arti selain petugas ataupejabat
yang berwenang, tidak diperbolehkan masuk.
e. Teller
dilarang membawa tas, makanan, ataupun perlengkapan pribadi ke counterarea.
5. Pemeriksaan yang dilakukan oleh unit
yang independen
a. Setiap hari
Unit Kontrol Intern harus memeriksa transaksi-transaksi yang berasaldari unit
kas.
b. Secara periodik
saldo fisik harus diperiksa oleh SKAI.
c. Pemimpin
Cabang melakukan pemeriksaan kas dadakan.
HASIL DISKUSI KELOMPOK 1 AUDIT
PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS
- Bagaimana Top Schedule dalam Permeriksaan Kas dan Setara Kas? Dan bagaimana menurut kalian dalam auditor memberikan opini untuk studi kasus kelompok kalian? Ini adalah Bentuk Top Schedule:
Dan
menurut kelompoknya, auditor memberikan Opini Wajar Dengan Pengecualian
(Qualified Opinion)
Adalah pendapat
yang diberikan ketika laporan keuangan dikatan wajar dalam hal yang material,
tetapi terdapat sesuatu penyimpangan/ kurang lengkap pada pos tertentu,
sehingga harus dikecualikan. Dari pengecualian tersebut yang dapat mungkin
terjadi, apabila:
1. Bukti kurang cukup
2. Adanya pembatasan ruang lingkup
3. Terdapat penyimpangan dalam penerapan
prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).
Menurut SA 508
paragraf 20 (IAI, 2002:508.11), jenis pendapat ini diberikan apabila:
1. Tidak adanya bukti kompeten yang
cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak
m,empengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
2. Auditor yakin bahwa laporan keuangan
berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak
material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun
perubahan dalam prinsip akuntansi
1. 2. Bagaimana ICQ dan bentuk pengujian pengendalian
dan pengendalian substantifnya dalam pemeriksaan kas dan setara kas?
Bentuk pengendalian subtantive dalam audit kas. Pengujian substantif sendiri merupakan prosedur audit yang dirancang untuk menemukan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. Kesalahan moneter yang terdapat dalam informasi yang disajikan dalam laporan keuangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam :
a. Penerapan
prinsip akuntansi berterima umum di indonesia.
b. Tidak
diterapkannya prinsip akuntansi berterima umum di indonesia.
c. Ketidakkonsistenan
dalam penerapan prinsip akuntansi berterima umum di indonesia.
d. Ketidaktepatan
pisah batas (cutoff) pencatatan transaksi
e. Perhitungan
(penambahan, pengurangan, pengalian dan pembagian)
f. Pekerjaan
penyalinan, penggolongan dan peringkasan informasi
g. Pencatuman
pengungkapan unsur tertentu dalam laporan keuangan
Kas
terdiri dari uang tunai (uang logam dan uang kertas), pos wesel, certified
check, cashier’ check, cek pribadi dan bank draft, serta dana yang disimpan
dibank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain.
Kas yang dicantumkan dineraca terdiri dari 2 unsur, yaitu: Kas ditangan
perusahaan, yang terdiri dari: Penerimaan kas disetor di bank, yang berupa uang
tunia, pos wesel, certified check, cashier’ check, cek pribadi dan bank draft. Saldo
kas kecil, yang berupa uang tunai yang ada di tangan pemegang dana kas kecil. Kas
di bank, yang berupa simpanan di bank berbentuk rekening giro.
Umumnya pengendalian intern yang diterapkan oleh klien terhadap kas sangat ketat karena aktiva ini mudah sekali digelapkan, dan merupakan jenis aktiva yang umumnya menjadi incaran penyelewengan. Jadi pengujian ini pengujian fisik kas, uji transaksi dari awal hingga akhir periode.
Umumnya pengendalian intern yang diterapkan oleh klien terhadap kas sangat ketat karena aktiva ini mudah sekali digelapkan, dan merupakan jenis aktiva yang umumnya menjadi incaran penyelewengan. Jadi pengujian ini pengujian fisik kas, uji transaksi dari awal hingga akhir periode.
Dibawah ini adalah contoh ICQ kas dan
setara kas
3
1.
Apakah yang dilakukan auditor jika dalam
pemeriksaan kas dan setara kas, pihak kasir meminjam uang perusahaan sementara sehingga
pada saat pemeriksaan tersebut uang fisik yang ada pada kasir tidak sesuai
dengan kas yang tertera pada Neraca Perusahaan?
Jika
hal tersebut terjadi auditor membutuhkan bukti peminjaman tersebut, jika saldo
yang dipinjam material dan sangat berpengaruh bagi peruhaan , auditor dapat
memberikan opini wajar dengan pengecualian, karena pada saat Cash Count uang
yang ada di Kasir tidak sesuai dengan yang ada di Neraca. Maka dari itu auditor
menyarankan mengadakan audit serentak untuk semua kasir agar tidak terjadi hal
diatas dan auditor menjelaskan prosedur yang ada.
2. 4 Menurut kelompok kalian, apakah top
schedule sama dengan berita acara? Dan bagaimana bentuk top schedule tersebut?
Top
Schedule berbeda dengan berita acara. Dibawah adalah contoh berita acara
5. Bagaimana
dengan sistem Kas Besar? Karena pada slide kalian tidak menjelaskan tentang
sistem kas besar hanya menjelaskan tentang sistem kas kecil saja.
Kelompok ini hanya menjelaskan, kas besar adalah sama
dengan kas kecil yanga ada di Kasir, padahal Kas besar adalah kas yang dana
besar nilainya biasanya kas ini berada di bank dalam bentuk giro, dan pengambilannya dengan check. biasanya digunakan untuk melakukan
transaksi-transaksi yang nominalnya besar.
6. Bagaimana
menurut kelompok kalian jika dalam perusahaan terdapat multitasking karyawan?
Auditor harus memberikan saran kepada perusahaan jika ditemukan
kelemahan-kelemahan pengendalian internal. Dalam hal ini
perusahaan harus menambah karyawan agar tidak terdapat pegawai dengan pekerjaan
yang ganda dalam arti mengerjakan tugas karyawan lainnya. Rekomendasi dari
auditor kepada perusahaan dapat berupa surat yang disebut Management Letter. Ini
lah cara Auditor mengkomunikasikan kelemahan-kelemahan Pengendalian Internal
Perusahan tersebut.