Rabu, 14 Oktober 2015

HASIL DISKUSI PEMERIKSAAN ATAS SIKLUS PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

HASIL DISKUSI AUDIT II
PEMERIKSAAN ATAS SIKLUS PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

1.      Bagaimana prosedur audit penghapusan piutang tak tertagih&estimasi piutang tak tertagih?
Penghapusan Piutang : Catatan utama auditor dalam hal ini adalah kemungkinan client yangs ebelum otoritas penghapusan yang tepat setelah penyelidikan menyeluruh terhadap pelanggan, auditor memberikan suatu pengujian sampel akun yang dihapus.
Estimasi Piutang Tak tertagih: Tergantung dari saldo akhir piutang dagang dan di evaluasi secara terperinci.

2.      Berdasarkan dokuman dan catatan terkait yang ada dari proses pemesanan hingga penghapusan piutang, bisa ndk kelompok kalian buat ilustraksi transaksi hingga bagaimana penjurnalannya dan penghapusan piutang tak tertagih?
Kelas Transaksi
Akun
Fungsi Bisnis
Dokumen Dan Catatan
Penjualan
Penjualan piutang usaha
Pemroses pesanan pelanggan
Pemberian kredit
Pengiriman barang
Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan
Pesanan pelanggan
Pesanan penjualan
Pesanan pelanggan atau pesanan penjualan
Dokumen pengiriman
Faktur penjualan
File transaksi penjualan
Jurnal penjualan atau listing
File induk piutang usaha
Neraca saldo piutang usaha
Laporan bulanan
Penerimaan Kas
Kas di bank ( debet dari penerimaan kas ) piutang usaha
Pemroses dan pencatatan penerimaan kas
Remittance advice
Prelisting penerimaan kas
File transaksi penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas atau listing
Retur Dan Pengurangan Penjualan
Retur dan pengurangan penjualan
Pitang usaha
Pemroses dan pencatatan retur dan pengurangan penjualan
Memo kredit
Jurnal retur dan pengurangan penjualan
Penghapusan Piutang tak Tertagih
Piutang Usaha
Penyisihan untuk piutang tak tertagih
Penghapusan piutang usaha tak tertagih
Formulir otorisasi piutang tak tertagih
Jurnal umum
Beban Piutang tak Tertagih
Beban piutang tak tertagih
Penyisihan untuk piutang tak tertagih
Penyediaan piutang tak tertagih
Jurnal umum
TRANSAKSI :
1. Dijual barang dagang secara kredit sebesar Rp 50.000.000,-
2. Ditaksir piutang tak tertagih sebesar Rp 2.500.000,-
3. Piutang kepada salah satu debitur dihapus sebesar Rp 1.200.000,-
4. Diterima dari debitur yang telah dihapus pada tahun ini sebesar Rp 1.100.000,-
Jurnal :
METODE CADANGAN
  • Piutang dagang                                   Rp 50.000.000,-
Penjualan                                                                     Rp 50.000.000,-

  • Biaya kerugian piutang                       Rp   2.500.000,-
Cadangan kerugian piutang                                        Rp   2.500.000,-

  • Cadangan kerugian piutang                Rp   1.200.000,-
Piutang dagang                                                           Rp   1.200.000,-

  • Kas                                                      Rp   1.100.000,-
Cadangan kerugian piutang                                        Rp   1.100.000,-

3.      Bagaimana Asersi manajemen yang terkait dengan Siklus Penjualan kreidt dan Piutang ini?
Asersi manajemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence):
Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva atau hutang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu.
Contoh: Jika terjadi piutang periksa transaksi terjadinya atau catatan apakah ada buktinya atau tidak. Jika terbukti, apakah ada piutangnya? Banyak kejadian ada piutang di neraca ada juga bukti-buktinya tetapi pada saat auditor melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga, ternyata pihak tersebut tidak pernah melakukan penjualan kredit. Sehingga auditor harus melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga dengan 2 cara : ada konfirmasi positif dan konfirmasi negatif. Konfirmasi positif harus memberikan jawaban yang sesuai atau tidak sesuai, jika tidak ada jawaban dari pihak terkait auditor tidak dapat menyimpulkan apa-apa. Konfirmasi negatif jika pihak terkait tidak memberikan jawaban dianggap sesuai dengan yang diajukan, dalam konfirmasi negatif tersebut persentasi keyakinannya agak rendah.
2.      Kelengkapan (completeness)
Asersi ini berhubungan dengan apakah semua transaksi dan rekening yang seharusnya telah disajikan dalam laporan keuangan
Contoh: apakah semua transaksi sudah dilaporkan secara lengkap? Misalnya, pada tanggal 29 Desember 2014 dikirim barang dari perusahaan kepada konsumen senilai Rp 600.000.000 ternyata smpai konsumen pada tanggal 5 Januari. Apakah tanggal 31 Desember 2014 sudah terjadi piutang? Sudah terjadi piutang tetapi perusahaan belum mengakui secara lengkap. jika belum jadi piutang sehingga terjadi kelebihan sehingga harus dikoreksi. Hal ini tergantung adri kebijakan perusahaan. Ketika Shipping Point mengakui adanya piutang pada saat barang tersebut sudah dikirim.ketika kebijakan perusahaan Destination, makan pada tanggal 5 Januari 2015 perusahaan mengakui adanya piutang.
3.      Hak dan kewajiban (rights and obligation)
Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak perusahaan dan hutang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu
Contoh: Piutang itu milik perusahaan sebagai aktiva hak perusahaan dan hutang adalah kewajiban dari Perusahaan
4.      Penilaian (valuation) atau alokasi
Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan dalam jumlah yang semestinya.
Contoh: Salah satu cara untuk mengecek CKP sudah benar apa tidak dapat dilihat dari kebijakan perusahaan akuntansi perusahaan, Jika kerugian Piutang 2% dari saldo piutang harus konsisten. Jika tidak konsisten ada koreksi audit, dilakukan perhitungan ulang, bandingkan perhitungan audit dengan perusahaan , jika terdapat kesalahan lakukan koreksi.
5.      Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya.
Contoh: disajikan dan diungkapkan sesuai dengan Standar Pelaporan Audit

4.      Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.” Apakah ada atau tidak dampaknya bagi perusahaan jika cadangan kerugian yang dicadangkan terlalu besar atau terlalu kecil?
Jika allowance for bad debts dicadangakan lebih besar, maka laba perusahaan terlalu kecil karena dicadangkan terlalu besar.
Jika allowance for bad debts dicadangkan lebih kecil, maka laba perusahaan lebih besar yang sebenarnaya tidak sesuai dengan kondisi perusahaan. Sehingga allowance for bad debts dihitung berdasarkan Historical perusahaan, jika tahun sebelumnya dicadangkan Rp 5.000.000 maka untuk tahun berikutnya perusahaan dapat mencadangkan Rp  5.500.000 hingga Rp 6.500.000. Jika terjadi kejadian luar biasa, menurut kelompok kami berbeda cara perhitungannya dengan CKP.

5.      Prosedur no 5 “5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice.“ ada dibilang cek Umur Piutang, apa gunanya? Dan apa tanda nya jika terjadi kesalahan pada saaat pengecekan?
Analisa umur piutang yang akan jatuh tempo sangat diperlukan oleh perusahaan yang konsen terhadap pengalokasisan pengguinaan dana secara ketat, dimana piutang harus dapat ditagih tepat pada waktu yang telah ditentukan sehingga resiko terhadap beban bunga dapat dimimalisir.
Analisa umur piutang adalah suatu betuk laporan guna mengetahui posisi piutang dengan melakukan pengelompokan piutang pada periode tertentu,  dengan pengelompokan tersebut manajemen perusahaan dapat mengetahui posisi piutang sehingga dapat mengambil kebijakan keuangan yang tepat. masing-masing piutang dagang dianalisis dan dikelompokkan menurut lamanya piutang tersebut beredar. Semakin lama suatu piutang dagang masih beredar, maka semakin kecil kemungkinannya akan tertagih.
Yang dimaksudkan dengan pergeseran umur adalah penetapan jatuh tempo di tahun lalau misalnya 2 bulan, tetapi berikutnya 3 bulan. Bukan di tanggal fakturnya.
Terjadi kesalahan jika salah perhitungan estimasi umur piutang misalnya salah hitung 2 bulan jatuh tempo lewat tanggalnya, tetapi tetap ditulis sebagai CKP berarti salah dari internal perusahaannya. Jika behitu masih dianggap wajar oleh auditor selama tidak materil nominalnya dan tergantung dari kebijakan suatu perusahaan.