Rabu, 18 November 2015

PEMERIKSAAN ASET TETAP

HASIL DISKUSI
AUDIT AKTIVA TETAP
1.      Berdasarkan kasus tersebut, bagaimana tindakan auditor jika banyak pihak-pihak yang terlibat?
2.      Bagaimana cara mengaudit goodwill?
3.      Bagaimana pemeriksaan ICQ & verifikasi saldo aktiva tetap?
4.      Apakah sama prosedur audit terhadap asset tetap milik perusahaan dan asset tetap yang di leasing?
5.      Diasumsikan terjadi pertukaran asset dengan asset impor antara perusahaan, dimana terjadi nilai kurs dinaikan sehingga mengakibatkan nilai asset tetap tersebut meningkat. Bagaimana tindakan auditor terkait dengan kecurangan peningkatan nilai kurs tersebut?
Jawab:
1.      Seharusnya dalam pertukaran asset tersebut harus ada otorisasi pada setiap perusahaan, bukan hanya ke2 belah pihak yang menyetujui pertukaran asset tersebut melainkan harus ada pihak2 lain yang dijadikan saksi. Sebelum melakukan pertukaran asset tetap tersebut perusahaan harus mendatangkan Jasa Appraisal untuk mengetahui nilai asset agar tidak terjadi selisih nilai asset yang tinggi terhadap asset tetap yang dipertukarkan. Meskipun ada selisih nilai asset tetap yang dipertukarkan tapi dalam konteks wajar bukan dengan nilai yang material. Karena internal control perusahaan yang kurang baik ,maka auditor dapat mengkomunikasikan saran dan kelemahan-kelemahan pengendalian internal perusahaan dengan menggunakan Management Letter seperti harus ada kejelasan prosedur, syarat-syarat tukar guling asset tetap, melibatkan beberapa pejabat sebagai pengendali dan control yang baik. Untuk kasus ini auditor dapat memberikan pendapat tidak wajar.
2.      Karena pembahasan kelompok kami pada malam ini tentang Aktiva Tetap Berwujud, untuk goodwill termasuk dalam Aktiva Tetap Tidak Berwujud dan goodwill ada bab nya sendiri yang akan dibahas pada minggu depan
3.      Pemeriksaan ICQ terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan auditor untuk perusahaan yang diaudit. Untuk mengaudit saldo Aktiva Tetap, auditor dapat mengaudit Akumulasi Penyusutan Aset tetap yang akan mengurangi saldo Aset Tetap tersebut. Nilai dari Akumulasi Penyusutan auditor dapat melihat metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Metode penyusutan aktiva tetap pada perusahaan harus konsisten dengan periode-periode sebelumnya. Jika perusahaan ingin mengubah metode penyusutan aktiva tetap, metode penyusutan tersebut harus meningkatkan arus kas pada perusahaan.
Berikut ICQ untuk asset tetap:





4      Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku repeat engagements (penugasan berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan (periode yang diperiksa)
Prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut :
1.        Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.dengan ICQ, melihat flowchart dan narrative.jika internal control perusahaan baik, kemungkinan lingkup pemeriksaan dapat dipersempit dan sebaliknya.
2.    Minta kepada klien Top Supporting Schedule aktiva tetap, yang berisikan : Saldo awal,penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya. Perusahaan harus melihat harga perolehan awal asset tetap serta metode penyusutan apa yang digunakan perusahaan untuk menilai buku asset per tanggal neraca.
3.    Periksa footing dan crossfootingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu. Footing itu perhitungan vertical terkait dengan harga perolehan asset dan penyusutan asset tetap pada kertas kerja sedangkan untuk crossfootingnyalebih kepada perhitungan horizontal asset tetap.
4.    Vounch penambahan serta pengurangan dari fixed Assets tersebut. Untuk penambahan kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya. Penambahan harus lihat dokumen pembelian dan bukti hak milik atas asset tersebut,pengurangan asset segala rekening yang berkaitan dengan asset tetap harus dihapuskan jika ada penjualan asset tetap sepertti akumulasi penyusutan aktiva tetap,dll selisih harga jual dengan nilai buku asset harus diakui sebagai keuntungan/kerugian pelepasan asset tetap.
5.    Periksa phisik dari Fixed Assets tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan nomor kode dari Fixed Assets.Pada saat pemeriksaan ini ada nomer kode asset tetap yang dcatat oleh perusahaan berdasarkan faktur pembeliannya. Dan memeriksa keberadaan asset tetap yang merupakan milik perusahaan
6.                Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.
 Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempatan Bangunan).
Untuk mobil, motor, periksa BPKP, STNKnya.
8.        Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang dijalankan konsisten dari tahun sebelumnya.. Metode penyusutan aktiva tetap pada perusahaan harus konsisten dengan periode-periode sebelumnya. Jika perusahaan ingin mengubah metode penyusutan aktiva tetap, metode penyusutan tersebut harus meningkatkan arus kas pada perusahaan.
8.    Buat analisis tentang perkiraan Repair&Maintenance, sehingga kita dapat mengetahui apakah adapengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures.Perusahaan harus mencadangkan biaya terkait dengan perbaikan dan pemerliharaan asset tetap.
9.    Periksa apakah Fixed Assets tersebut sudah diasuransikan dan apakah Insurance Coveragenya cukup atau tidak. Jika terjadi kejadian luar biasa maka resiko kerugian yang diderita perusahaan dapat diminimalisir karena aset tersebut sudah diasuransikan.
10.                        Test perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan diperkiraan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.Misalkan, Peralatan dan gedung ada umur ekonomis yang berbeda dimana gedung lebih lama dibandingkan dengan peralatan.
11.  Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk memeriksa apakah ada Fixed Assets dijadikan sebagai jaminan atau tidak. Jika Asset tetap dijadikan jaminan, maka perusahaan tidak boleh menjual asset tetap tersebut karena masih dalam jaminan Bank kecuali dengan sepengetahuan pihak Bank
12.  Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual Fixed Assets. Jika perusahaan sudah berniat untuk menjual asset pada periode tersebut, maka rekening yang berkaitan dengan asset tetap tersebut harus dihapuskan.
13.  Untuk construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada Construction in progress yang harus di transfer ke Fixed Assets. Metode penyusutan aktiva tetap terkait dengan jam kerja asset, jika aset tersebut digunakan konsruksi dalam penyelesaian maka harus ada pembebanan.
14.  Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa leaseagreement dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing. Berdasarkan jenis leasing yang digunakan oleh perusahaan misalnya perusahaan menggunkan Operational Lease maka perusahaan tidak perlu mencatat Akumulasi penyusutan aktiva tersebut jika perusahan melakuka pencatatan maka harus di koreksi karena tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sebaliknya jika dengan Finance Lease perusahaan harus mencatat depresiasi penyusutan asset tetap, karena pada akhir masa sewa terjadi perpindahan kepemilikan asset tetap.
15.  Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan kredit di bank.Jika Asset tetap dijadikan agunan kredit, maka perusahaan tidak boleh menjual asset tetap tersebut karena masih dalam agunan kredit Bank kecuali dengan sepengetahuan pihak Bank
16.  periksa penyajian dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia(SAK/ETAP/IFRS).

Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa leaseagreement (terkait jenis leasing, umur ekonomis, masa sewa, baiay sewa,dll) dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing. Berdasarkan jenis leasing yang digunakan oleh perusahaan misalnya perusahaan menggunkan Operational Lease maka perusahaan tidak perlu mencatat Akumulasi penyusutan aktiva tersebut jika perusahan melakuka pencatatan maka harus di koreksi karena tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sebaliknya jika dengan Finance Lease perusahaan harus mencatat depresiasi penyusutan asset tetap, karena pada akhir masa sewa terjadi perpindahan kepemilikan asset tetap.

5.      Pada saat terjadi pertukaran asset tetap antara perusahaan, setiap perusahaan memiliki kwitansi/dokumen. Berdasarkan dokumen tersebut, perusahaan dapat mengetahui berapa besar nilai setiap asset yang dipertukarkan. Karena asset tersebut merupakan asset import maka perusahaan harus mengkonverikan rupiah pada dollar sesuai dengan kurs tengah BI. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset dialokasikan kedalam harga perolehan asset tersebut. Jika terjadi kelebihan dalam pengakuan kurs tengah BI maka perusahaan terkait dapat melihat faktur pembelian pada tanggal berapa dan sesuaikan dengan kurs pada saat perolehan. Jika kelebihan pengakuan kurs BI bersifat material maka harus dikoreksi, agar Laporan Keuangan yang disajikan oleh perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang belaku umum di Indonesia. Jika perusahaan tidak mau melakukan koreksi, maka auditor berhak menilai penyajian asset tetap tersebut tidak wajar. Dalam pemeriksaannya auditor dapat melakukan konfirmasi kepada pihak yang bersangkutan dalam pertukara asset tersebut, auditor dapat memberikan konfirmasi berupa surat, email, fax, ataupun via telfon.


Rabu, 04 November 2015

PEMERIKSAAN PERSEDIAAN

HASIL DISKUSI AUDIT II
PEMERIKSAAN PERSEDIAAN
1.       Kendala apa yang di hadapai auditor pada saat memeriksa di bagian gudang?
Prosedur dari pemeriksaan fisik tidak terlaksana, jika Bagian Gudang tidak hadir dlam pemeriksaan, bisa jadi informasinya tidak independen. Contoh lain barangnya rusak/ tidak dipakai bisa jadi itu hal yang bisa memperlambat pemeriksaan persediaan.

2.      Contoh kasus, kan setiap perusahaan memiliki karyawan dengan berbeda job desk nya misalnya ada supplier perusahaan, ia orang yang bertugas membeli persediaan. Perusahaan itu membeli barang import tetapi barang itu adalah barang lokal. Kan kasus ini tidak sesuai dengan dimaksudkan perusahaan. Bagaimana tanggapan dari auditor?
Otomatis, jika bilang pemesanan import dengan lokal, nilai belinya beda. Barang imort pasti lebih mahal daripada barang lokal. Ini bisa jadi indikasi korupsi. Dalam hal ini auditor dapat memberikan opini wajar dengan pengecualian/ tidak memberikan opini. Auditor memperiksa dokumen dan fisik, mana yang bilang barang import dan barang lokal. Pada saat pembelian ada no faktur pembeliaanya, melakukan konfirmasi apakah benar perusahaan tersebut menjual barangnya ke perusahaan yang diaudit.

3.      Perusahaan kan memiliki BB-BDP-BJ, apakah dalam mengauditnya sama prosedurnya? Jelaskan
Perbedaanya jelas difisiknya. Dikelompokkan berdasarkan BB-BDP-BJ. BB masuk ke dalam Bagian Produksi, auditor dapat berhubungan langsung dengan bagian produksi untuk menjadi perhitungannya minta dokumen pada saat perusahaan melakukan produksi. Kalo Barang Jadi, auditor dapat berhubungan langsung dengan Bagian Gudang perusahaan . selisih Antara permintaan BB dan BJ bisa diperhitungan sebagai Barang Dalam Proses.

4.      Dalam pemeriksaan subtantive test yang ke-2 tentang inventory list. Prosedur pemeriksaanya apa aja?
·           Check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian). Æ’
·           Cocokkan “quantity per book” dengan stock card.
·           Cocokkan “quantity per count” dengan “count sheet” kita (auditor). Æ’
·           Cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.

5.      Bagaimana pengamatan persediaan fisik?
Hanya dihitung sesuai atau tidak

6.      Dalam supervisi test, apa saja contoh kasus yang paling sering terjadi / tidak sesuai dengan auditor?
·         Perbedaan angka, jika membeli persediaan pada saat barang itu lagi dijalan, tidak sesuai pada saat barang itu ada di tangan pihak lain
·         Apakah barang tersebut import atau lokal, manipulasi kualitas barang seperti contoh no 2.

·         Penjualan barang jadi , setiap perusahaan memiliki targetnya , masing-masing dengan memanipulasi penjualan barang jadi dengan menambah nilai penjualan barang jadi.

Rabu, 14 Oktober 2015

HASIL DISKUSI PEMERIKSAAN ATAS SIKLUS PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

HASIL DISKUSI AUDIT II
PEMERIKSAAN ATAS SIKLUS PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

1.      Bagaimana prosedur audit penghapusan piutang tak tertagih&estimasi piutang tak tertagih?
Penghapusan Piutang : Catatan utama auditor dalam hal ini adalah kemungkinan client yangs ebelum otoritas penghapusan yang tepat setelah penyelidikan menyeluruh terhadap pelanggan, auditor memberikan suatu pengujian sampel akun yang dihapus.
Estimasi Piutang Tak tertagih: Tergantung dari saldo akhir piutang dagang dan di evaluasi secara terperinci.

2.      Berdasarkan dokuman dan catatan terkait yang ada dari proses pemesanan hingga penghapusan piutang, bisa ndk kelompok kalian buat ilustraksi transaksi hingga bagaimana penjurnalannya dan penghapusan piutang tak tertagih?
Kelas Transaksi
Akun
Fungsi Bisnis
Dokumen Dan Catatan
Penjualan
Penjualan piutang usaha
Pemroses pesanan pelanggan
Pemberian kredit
Pengiriman barang
Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan
Pesanan pelanggan
Pesanan penjualan
Pesanan pelanggan atau pesanan penjualan
Dokumen pengiriman
Faktur penjualan
File transaksi penjualan
Jurnal penjualan atau listing
File induk piutang usaha
Neraca saldo piutang usaha
Laporan bulanan
Penerimaan Kas
Kas di bank ( debet dari penerimaan kas ) piutang usaha
Pemroses dan pencatatan penerimaan kas
Remittance advice
Prelisting penerimaan kas
File transaksi penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas atau listing
Retur Dan Pengurangan Penjualan
Retur dan pengurangan penjualan
Pitang usaha
Pemroses dan pencatatan retur dan pengurangan penjualan
Memo kredit
Jurnal retur dan pengurangan penjualan
Penghapusan Piutang tak Tertagih
Piutang Usaha
Penyisihan untuk piutang tak tertagih
Penghapusan piutang usaha tak tertagih
Formulir otorisasi piutang tak tertagih
Jurnal umum
Beban Piutang tak Tertagih
Beban piutang tak tertagih
Penyisihan untuk piutang tak tertagih
Penyediaan piutang tak tertagih
Jurnal umum
TRANSAKSI :
1. Dijual barang dagang secara kredit sebesar Rp 50.000.000,-
2. Ditaksir piutang tak tertagih sebesar Rp 2.500.000,-
3. Piutang kepada salah satu debitur dihapus sebesar Rp 1.200.000,-
4. Diterima dari debitur yang telah dihapus pada tahun ini sebesar Rp 1.100.000,-
Jurnal :
METODE CADANGAN
  • Piutang dagang                                   Rp 50.000.000,-
Penjualan                                                                     Rp 50.000.000,-

  • Biaya kerugian piutang                       Rp   2.500.000,-
Cadangan kerugian piutang                                        Rp   2.500.000,-

  • Cadangan kerugian piutang                Rp   1.200.000,-
Piutang dagang                                                           Rp   1.200.000,-

  • Kas                                                      Rp   1.100.000,-
Cadangan kerugian piutang                                        Rp   1.100.000,-

3.      Bagaimana Asersi manajemen yang terkait dengan Siklus Penjualan kreidt dan Piutang ini?
Asersi manajemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence):
Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva atau hutang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu.
Contoh: Jika terjadi piutang periksa transaksi terjadinya atau catatan apakah ada buktinya atau tidak. Jika terbukti, apakah ada piutangnya? Banyak kejadian ada piutang di neraca ada juga bukti-buktinya tetapi pada saat auditor melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga, ternyata pihak tersebut tidak pernah melakukan penjualan kredit. Sehingga auditor harus melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga dengan 2 cara : ada konfirmasi positif dan konfirmasi negatif. Konfirmasi positif harus memberikan jawaban yang sesuai atau tidak sesuai, jika tidak ada jawaban dari pihak terkait auditor tidak dapat menyimpulkan apa-apa. Konfirmasi negatif jika pihak terkait tidak memberikan jawaban dianggap sesuai dengan yang diajukan, dalam konfirmasi negatif tersebut persentasi keyakinannya agak rendah.
2.      Kelengkapan (completeness)
Asersi ini berhubungan dengan apakah semua transaksi dan rekening yang seharusnya telah disajikan dalam laporan keuangan
Contoh: apakah semua transaksi sudah dilaporkan secara lengkap? Misalnya, pada tanggal 29 Desember 2014 dikirim barang dari perusahaan kepada konsumen senilai Rp 600.000.000 ternyata smpai konsumen pada tanggal 5 Januari. Apakah tanggal 31 Desember 2014 sudah terjadi piutang? Sudah terjadi piutang tetapi perusahaan belum mengakui secara lengkap. jika belum jadi piutang sehingga terjadi kelebihan sehingga harus dikoreksi. Hal ini tergantung adri kebijakan perusahaan. Ketika Shipping Point mengakui adanya piutang pada saat barang tersebut sudah dikirim.ketika kebijakan perusahaan Destination, makan pada tanggal 5 Januari 2015 perusahaan mengakui adanya piutang.
3.      Hak dan kewajiban (rights and obligation)
Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak perusahaan dan hutang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu
Contoh: Piutang itu milik perusahaan sebagai aktiva hak perusahaan dan hutang adalah kewajiban dari Perusahaan
4.      Penilaian (valuation) atau alokasi
Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan dalam jumlah yang semestinya.
Contoh: Salah satu cara untuk mengecek CKP sudah benar apa tidak dapat dilihat dari kebijakan perusahaan akuntansi perusahaan, Jika kerugian Piutang 2% dari saldo piutang harus konsisten. Jika tidak konsisten ada koreksi audit, dilakukan perhitungan ulang, bandingkan perhitungan audit dengan perusahaan , jika terdapat kesalahan lakukan koreksi.
5.      Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya.
Contoh: disajikan dan diungkapkan sesuai dengan Standar Pelaporan Audit

4.      Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.” Apakah ada atau tidak dampaknya bagi perusahaan jika cadangan kerugian yang dicadangkan terlalu besar atau terlalu kecil?
Jika allowance for bad debts dicadangakan lebih besar, maka laba perusahaan terlalu kecil karena dicadangkan terlalu besar.
Jika allowance for bad debts dicadangkan lebih kecil, maka laba perusahaan lebih besar yang sebenarnaya tidak sesuai dengan kondisi perusahaan. Sehingga allowance for bad debts dihitung berdasarkan Historical perusahaan, jika tahun sebelumnya dicadangkan Rp 5.000.000 maka untuk tahun berikutnya perusahaan dapat mencadangkan Rp  5.500.000 hingga Rp 6.500.000. Jika terjadi kejadian luar biasa, menurut kelompok kami berbeda cara perhitungannya dengan CKP.

5.      Prosedur no 5 “5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice.“ ada dibilang cek Umur Piutang, apa gunanya? Dan apa tanda nya jika terjadi kesalahan pada saaat pengecekan?
Analisa umur piutang yang akan jatuh tempo sangat diperlukan oleh perusahaan yang konsen terhadap pengalokasisan pengguinaan dana secara ketat, dimana piutang harus dapat ditagih tepat pada waktu yang telah ditentukan sehingga resiko terhadap beban bunga dapat dimimalisir.
Analisa umur piutang adalah suatu betuk laporan guna mengetahui posisi piutang dengan melakukan pengelompokan piutang pada periode tertentu,  dengan pengelompokan tersebut manajemen perusahaan dapat mengetahui posisi piutang sehingga dapat mengambil kebijakan keuangan yang tepat. masing-masing piutang dagang dianalisis dan dikelompokkan menurut lamanya piutang tersebut beredar. Semakin lama suatu piutang dagang masih beredar, maka semakin kecil kemungkinannya akan tertagih.
Yang dimaksudkan dengan pergeseran umur adalah penetapan jatuh tempo di tahun lalau misalnya 2 bulan, tetapi berikutnya 3 bulan. Bukan di tanggal fakturnya.
Terjadi kesalahan jika salah perhitungan estimasi umur piutang misalnya salah hitung 2 bulan jatuh tempo lewat tanggalnya, tetapi tetap ditulis sebagai CKP berarti salah dari internal perusahaannya. Jika behitu masih dianggap wajar oleh auditor selama tidak materil nominalnya dan tergantung dari kebijakan suatu perusahaan.


Rabu, 30 September 2015

PEMERIKSAANAN KAS

PEMBAHASAN
A.      Pengertian Kas dan Bank
Kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk diselewengkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas. Karena itu, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan atau penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan adanya pengendalian intern (internal control) yang baik atas kas dan setara kas.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan tahun 1994:
a.      Yang dimaksud dengan kas ialah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
b.      Yang dimaksud dengan bank ialah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas dan setara kas adalah:
·        Kas kecil (Petty Cash) dalam rupiah maupun mata uang asing.
·        Saldo rekening giro di Bank dalam rupiah maupun mata uang asing.
·         Bon sementara (I O U).
·        Bon-bon kas kecil yang belum diganti.
·        Check tunai yang akan didepositkan.

Adapun yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan setara kas pada neraca adalah:
Ø  Deposito berjangka (time deposit) yang jatuh tempo lebih dari 3 bulan.
Ø  Check mundur dan check kosong.
Ø  Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund).

Ø  Rekening giro yang tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun dinluar negeri, misalnya karena dibekukan.
Menurut PSAK No.2, hal 2.2 dan 2.3 (IAI: 2002)
Kas terdiri atas: saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain.
B.       Sistem Pengendalian Intern Kas
Pengendalian intern terhadap kas dapat dilakukan pada saat penerimaan uang dan pengeluaran uang, antara lain:
a)  Pada saat penerimaan uang
Ø  Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.
Ø  Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan pencatatan kas.
Ø  Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas.
Ø  Dibuat laporan kas untuk setiap hari sebagai pertanggung jawaban kas.

b)           Pada saat pengeluaran uang
Ø  Pengeluaran uang harus menggunakan cek, kecuali pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya kecil, yaitu menggunakan kas kecil.
Ø   Dibentuk kas kecil.
Ø  Diadakan pemisahan antara pihak yang mengumpulkan bukti pengeluaran, yang menulis cek dan yang menandatangani cek serta yang mencatat pengeluaran kas.
Ø   Pemeriksaan internal pada jangka waktu yang tidak tentu.
Ø  Dibuat laporan pengeluaran kas harian sebagai pertanggungjawaban.

Ada beberapa petunjuk/pedoman umum yang berguna bagi auditor dalam menilai penanganan kas, yaitu:
a.      Jangan diizinkan setiap karyawan menangani transaksi dari awal hingga akhir.
b.      Pisahkan penanganan kas dari pencatatannya.
c.      Pusatkan penerimaan kas.
d.       Letakkan cash register sehingga pelanggan dapat mengadakan observasi jumlah yang dicatat.
e.      Setorkan segera semua penerimaan-penerimaan kas.
f.       Semua pengeluaran harus melalu cek, kecuali pengeluaran dari kas kecil.
g.      Buat rekonsiliasi bank yang dilakukan oleh karyawan yang tak bertanggung jawab terhadap pengeluaran cek atau penanganan kas.

C.      Perlakuan Akuntansi
Untuk keperluan penyusunan neraca komersial dan neraca fiskal, kas dan bank dilaporkan sebesar nilai nominal. Perlakuan terhadap kas dan bank dalam perpajakan dan akuntansi pada umumnya tidak jauh berbeda. Ketentuan perpajakan tidak mengatur secara rinci mengenai teknik dan metode pembukuan kas dan bank. Oleh karena itu, praktik akuntansi komersial yang mengatur tentang teknik dan metode pembukuan kas dan bank dapat diikuti sepenuhnya.
Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan pada umumnya melakukan pemisahan dana antara kas kecil (petty cash) dan kas besar (cash on hand). Kas kecil umumnya dipakai untuk pengeluaran harian perusahaan yang sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya. Kas besar pada umumnya dipakai oleh perusahaan untuk pengeluaran tertentu dan disimpan oleh perusahaan di dalam brankas. Dalam kas kecil dikenal dua sistem, yaitu:

1.            Imprest fund system (sistem dana tetap) dengan pencatatan transaksi dan mutasi dana kas kecil dilakukan pada saat penggantian dana.
2.            Fluctuating fund system (sistem dana tidak tetap) dengan pencatatan transaksi dan mutasi dana setiap saat terjadinya transaksi.
D.      Tujuan Audit Kas dan Bank
Tujuan pemeriksaan (Audit objectives) kas dan setara kas adalah sebagai berikut:
1.         Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
Jika auditor dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank berjalan efektif, maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan substantive test bisa dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank adalah:
a.      Adanya pemusahan tugas dan tanggungjawab antara yang menerima dan mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otorisasi atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank.
b.       Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus ditelaah oleh kepala Bagian Akuntansi.
c.      Digunakannya imprest fund system untuk mengelola kas kecil.
d.      Penerimaan kas, check dan giro, harus disetor ke bank dalam jumlah seutuhnya paling lambat keesokan harinya
e.       Uang kas harus disimpan ditempat yang aman, misalnya di cash box, brankas atau di bank.
f.       Uang kas harus dikelola dengan baik, jangan dibiarkan menganggur atau terlalu banyak disimpan di rekening giro.
g.      Blanco check dan giro harus disimpan di tempat yang aman supaya tidak disalahgunakan, selain itu harus dihindari penandatanganan cek dalam bentuk blanko.
h.      Sebaiknya check dan giro ditulis atas nama dan check/giro ditandatangani oleh 2 orang untuk menghindari penyalahgunaan.
i.        Sebaiknya kasir diasuransikan atau diminta menyerahkan uang jaminan, untuk back up seandainya terjadi kehilangan uang atau kecurangan yang dilakukan oleh kasir.
j.        Digunakan kwitansi yang bernomor urut cetak (prenumbered).
k.       Bukti-bukti pendukung dari pengeluaran kas yang sudah dibayar harus distempel lunas, untuk menghindari kemungkinan pembayaran dua kali (double payment).
2.            Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan.
Auditor harus meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan(cash on hand dan in bank) betul-betul ada dan dimiliki perusahaan dan bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham. Oleh karena itu, auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi bank.
3.            Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas.
Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan pelunasan obligasi berikut bunganya (sinking fund), maka dana tersebut tidak dapat dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar.
4.            Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi komprehensif tahun berjalan.
5.            Untuk memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
Menurut SAK:
a.      Kas dan setara kas disajikan di neraca sebagai harta lancar (current assets).
b.      Kas dan setara kas yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukkan dalam aset lancar hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu tahun.
c.      Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek. Saldo kredit dan debit rekening giro pada bank yang sama dapat digabung dan disajikan pada neraca sebagai satu kesatuan.
 E.       Prosedur Pemeriksaan Kas Dan Setara Kas
1.            Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
Proses memahami dan mengevaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu proses pemeriksaan akuntan.
Hasil evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank berupa kesimpulan apakah internal control tersebut berjalan efektif atau tidak. Jika auditor menyimpulkan bahwa internal control efektif, berarti luasnya pengujian atas kewajaran saldo kas dan setara kas per tanggal neraca bisa dipersempit, karena kemungkinan terjadinya kesalahan adalah kecil dan jika kesalahan terjadi akan bisa segera ditemukan oleh pihak perusahaan. Untuk memahami internal control yang terdapat di perusahaan, auditor bisa melakukan tanya jawab dengan klien dengan menggunakan internal controlquestionnaires. Kemudian hasil tanya jawab digambarkan lebih lanjut dalam flowchart, dan (jika dianggap perlu) dalam bentuk cerita (narraetive).
Berdasarkan jawaban ICQ, flowchart, dan penjelasan narrative (jika ada), auditor bisa mengevaluasi internal control yang ada secara teoritis dan menarik kesimpulan sementara apakah internal control atas kas dan setara kas serta penerimaan dan pengeluaran kas/bank baik, sedang atau lemah. Jika disimpulkan sementara bahwa internal control baik atau sedang, auditor harus melakukan tes ketaatan atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas/bank, untuk membuktikan apakah internal control berjalan efektif atau tidak.
Yang diambil sebagai sampel biasanya bukti penerimaan kas/bank dan bukti pengeluaran kas/bank atau nomor check/giro. Jika disimpulkan sementara bahwa internal control lemah, auditor tidak perlu mengadakan tes ketaatan, tetapi langsung melakukan substantive test yang diperluas. Karena biasanya jika tetap dilakukan compliance test, kesimpulan akhir tetap menyatakan bahwa internal control lemah.
Setelah compliance test selesai dilakukan, auditor harus menarik kesimpulan akhir apakah internal control, baik, sedang atau lemah. Setelah itu baru dilakukan substantive test atas saldo kas/bank. Prosedur audit untuk compliance test harus dipisahkan dari prosedur audit untuk substantive test, begitu juga kertas kerja pemeriksaannya.
2.            Buat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal neraca (misal per 31-12-2010), atau kalau belum selesai, boleh per 31-10-2010 atau 31-11-2010; penambahan mutasi akan diperiksa kemudian, apakah ada hal-hal yang di luar kebiasaan atau tidak.
3.            Lakukan Cash count (perhitungan fisik uang kas) per tanggal neraca, bisa juga sebelum atau sesudah tanggal neraca.
Jika klien menggunakan imprest fund system untuk kas kecilnya, cash count bisa dilakukan kapan saja karena saldo kas selalu tetap. Tetapi jika digunakan fluctuating fund system maka cash count sebaiknya dilakukan tidak jauh dari tanggal neraca agar tidak mengalami kesulitan sewaktu melakukan perhitungan maju atau mundur ke tanggal neraca (saldo kas per tanggal cash count ditambah atau dikurangi dengan penerimaan atau/dan pengeluaran sebelum/sesudah tanggal neraca).
4.            Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan kas opname.
Untuk kas yang berada di cabang yang jauh dan saldonya tidak besar, tidak perlu auditor secara khusus mengunjungi cabank tersebut untuk melakukan kas opname, karena tidak berimbang cost dan benefit-nya. Sehingga cukup dikirim surat konfirmasi atau diminta pernyataan saldo dari kasir.
5.         Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan.
Surat konfirmasi tersebut harus ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang namanya dan contoh tanda tangannya tercantum di “signature card” bank perusahaan (authorized signature). Konfirmasi tersebut bisa mencantumkan nomor rekening bank perusahaan, tetapi akan lebih baik jika nomor rekening tersebut tidak dicantumkan.
Surat konfirmasi harus tetap dikirim walaupun perusahaan sudah menerima rekening koran dari bank karena:
Ø  Hal tersebut merupakan standar audit procedures untuk mendapatkan bahan bukti audit (audit evidence).
Ø  Yang ditanyakan dalam surat konfirmasi bukan hanya saldo bank tetapi banyak hal lainnya, seperti: jumlah kredit, pendiskontoan wesel tagih, contigent liability dan lain-lain.
Ø  Jawaban konfirmasi diminta untuk dikirim langsung ke auditor, sedangkan rekening koran selalu dikirim ke klien.
Ø  Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalkan per 31-12-2010), kalau terpaksa, karena belum selesai yang Desember, dapat diminta per 31-11-2010.
Ø  Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut.
Rekonsiliasi bank harus dibuat oleh klien dan tugas auditor adalah memeriksa kebenaran rekonsiliasi tersebut, serta mengusulkan audit adjustment jika ditemukan kesalahan.
Prosedur audit yang biasa dilakukan adalah:
a.      Cocokkan saldo menurut rekening koran bank dengan rekening koran bank yang bersangkutan dan jawaban konfirmasi bank.
b.       Periksa footing dan cross footing.
c.      Cocokkan saldo menurut pembukuan dengan saldo buku kas/bank dan buku besar kas/bank.
d.      Periksa outstanding check dan outstanding deposit ke rekening koran bulan berikutnya, perhatikan apakah ada check yang outstanding lebih dari 70 hari sehingga perlu dibuatkan jurnal koreksi.
e.       Periksa biaya administrasi bank dan jasa giro ke rekening koran dan nota debit/kredit dari bank.
f.       Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan.
g.      Periksa inter bank transfer ± 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window dressing.
Check kitting bisa dilakukan jika perusahaan mempunyai lebih dari satu rekening bank. Untuk mengetahui ada tidaknya check kitting, auditor harus memeriksa transfer dari rekening bank perusahaan ke rekening bank perusahaan yang lainnya dan mencocokkan apakah penambahan saldo di rekening bank yang berasal dari transfer sudah diikuti dengan pengurangan saldo di rekening bank lainnya. Karena biasanya check kitting dilakukan mendekati tanggal neraca maka periode yang harus diperiksa ± 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca.
Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada kewajiban yang belum tercatat(unrecorded liabilities) per tanggal neraca yang baru dibayar di periode berikutnya, baik yang berasal dari pembelian aset ataupun biaya-biaya perusahaan. Tujuan lain untuk mengetahui apakah utang per tanggal neraca sudah dilunasi di periode berikutnya, sehingga auditor lebih yakin mengenai kewajaran saldo utang per tanggal neraca.
h.       Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal neracam periksa apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan. Kurs tengah BI adalah rata-rata kurs beli dan kurs jual di Bank Indonesia yang bisa dilihat di surat kabar atau business news.
Menurut SAK ETAP (IAI; 2009: 153) :
Entitas harus mencatat transaksi mata uang asing, pada pengakuan awal dalam mata uang fungsional, dengan menggunakan kurs tunai (spot rate) pada tanggal transaksi antara mata uang fungsional dan mata uang asing tersebut.
Tanggal transaksi adalah tanggal dimana transaksi pertama kali memenuhi syarat pengakuan sesuai dengan SAK ETAP.
i.        Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
Penyajian di Neraca:
Pada umunya kas dan setara kas merupakan harta lancar, saldo deposito berjangka tidak boleh dilaporkan sebagai dari kas dan bank, jika ada saldo bank bersaldo kredit dengan jumlah yang material, harus direklasifikasi sebagai utang jangka pendek.
j.        Buat kesimpulan di Top Schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri mengenai kewajaran dari cash on hand dan in bank, setelah kita menjalankan seluruh prosedur audit di atas

CONTOH KASUS
Kasus Audit Kas/Teller
Laporan Fiktif Kas di Bank BRI Unit Tapung Raya

Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan polisi. Ia terbukti melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa dokumen laporan keuangan. Perbuatan tersangka diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang Bangkinang pada hari Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan pemeriksaan di BRI Unit Tapung. Tim ini menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo neraca dengan kas tidak seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat, diketahu iadanya transaksi gantung yaitu adanya pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar yang berasal BRIUnit Pasir Pengaraian II ke BRI Unit Tapung pada tanggal 14 Februari 2011 yang dilakukanMasril, namun tidak disertai dengan pengiriman fisik uangnya.Kapolres Kampar AKBP MZ Muttaqien yang dikonfirmasi mengatakan, Kepala BRI Tapung Raya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di sel Mapolres Kampar karenamentransfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa laporan pembukuan.Kasus ini dilaporkan oleh Sudarman (Kepala BRI Cabang Bangkinang dan Rustian
Martha pegawai BRI Cabang Bangkinang. “Masril telah melakukan tindak pidana membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan maupun dalam dokumen laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening Bank (TP Perbankan). Tersangka dijerat pasal yang disangkakan yakni pasal 49 ayat (1) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atasUU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dangan ancaman hukuman 10 tahun,” kata Kapolres.
 Polres Kampar telah melakukan penyitaan sejumlah barang bukti dokumen BRI serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait, memeriksa dan menahan tersangka dan 6 orang saksi telah diperiksa dan meminta keterangan ahli.
PENYELESAIAN MASALAH

1.      Skills Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan bidang kerja yang ia lakukan.Kemudian kemampuan tersebut dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkankontribusi karyawan pada perusahaan. Perusahaan melakukan pelatihan pendidikan secara periodik kepada karyawan sesuaidengan perkembangan teknologi yang berkembang.
Pembinaan ini sangatlah penting karena setiap karyawan memiliki kepribadian yangberbeda jadi attitude ini harus ditekankan kepada karyawan. Dalam hal ini karyawandiharapkan dapat memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat memperkecil resikoterjadinya penyimpangan dari karyawan itu sendiri.
2.      Prosedur Otoritas Yang Wajar
a)      Harus ada batas transaksi untuk masing-masing teller dan head teller.
b)      Penyimpanan uang dalam khasanah harus menggunakan pengawasan ganda.
c)      Teller secara pribadi tidak diperkenankan menerima kuasa dalam bentuk apapundari nasabah untuk melaksanakan transaksi atas nasabah tersebut.
d)     Teller secara pribadi dilarang menerima titipan barang atau dokumen pentingmilik nasabah.
3.      Dokumen dan catatan yang cukup
a.      Setiap setoran/penarikan tunai harus dihitung dan dicocokan dengan buktisetoran/ penarikan. Setiap bukti setoran/ penarikan harus diberi cap identifikasiteller yang memproses.
b.      Setiap transaksi harus dibukukan secara baik dan dilengkapi dengan buktipendukung seperti Daftar Mutasi Kas,
Cash Register (daftar persediaan uangtunai berdasarkan kopurs/masing-masing pecahan)
4.      Kontrol fisik atas uang tunai dan catatan
a.      Head teller harus memeriksa saldo kas, apakah sesuai dengan yang dilaporkanoleh teller.
Head teller harus menghitung saldo uang tunai pada box teller sebelum teller yangbersangkutan cuti atau seteleh teller tersebut absen tanpa pemberitahuan.
b.      Setiap selisih harus diindentifikasi, dilaporkan kepada head teller dan pemimpincabang, diinvestigasi dan dikoreksi.
c.      Selisih uang tunai yang ada pada teller ataupun dalam khasanah harus dibuatkanberita acara selisih kas.
d.      Area teller/ counter/khasanah adalah area terbatas dalam arti selain petugas ataupejabat yang berwenang, tidak diperbolehkan masuk.
e.      Teller dilarang membawa tas, makanan, ataupun perlengkapan pribadi ke counterarea.
5.      Pemeriksaan yang dilakukan oleh unit yang independen
a.      Setiap hari Unit Kontrol Intern harus memeriksa transaksi-transaksi yang berasaldari unit kas.
b.      Secara periodik saldo fisik harus diperiksa oleh SKAI.
c.      Pemimpin Cabang melakukan pemeriksaan kas dadakan.


HASIL DISKUSI KELOMPOK 1 AUDIT
PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS

  1.  Bagaimana Top Schedule dalam Permeriksaan Kas dan Setara Kas? Dan bagaimana menurut kalian dalam auditor memberikan opini untuk studi kasus kelompok kalian? Ini adalah Bentuk Top Schedule:

Dan menurut kelompoknya, auditor memberikan Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Adalah pendapat yang diberikan ketika laporan keuangan dikatan wajar dalam hal yang material, tetapi terdapat sesuatu penyimpangan/ kurang lengkap pada pos tertentu, sehingga harus dikecualikan. Dari pengecualian tersebut yang dapat mungkin terjadi, apabila:

1.      Bukti kurang cukup
2.      Adanya pembatasan ruang lingkup
3.      Terdapat penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).

Menurut SA 508 paragraf 20 (IAI, 2002:508.11), jenis pendapat ini diberikan apabila:

1.      Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak m,empengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
2.      Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi

1.     2.  Bagaimana ICQ dan bentuk pengujian pengendalian dan pengendalian substantifnya dalam pemeriksaan kas dan setara kas?

Bentuk pengendalian subtantive dalam audit kas. Pengujian substantif sendiri merupakan prosedur audit yang dirancang untuk menemukan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. Kesalahan moneter yang terdapat dalam informasi yang disajikan dalam laporan keuangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam :
a.       Penerapan prinsip akuntansi berterima umum di indonesia.
b.      Tidak diterapkannya prinsip akuntansi berterima umum di indonesia.
c.       Ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip akuntansi berterima umum di indonesia.
d.      Ketidaktepatan pisah batas (cutoff) pencatatan transaksi
e.       Perhitungan (penambahan, pengurangan, pengalian dan pembagian)
f.       Pekerjaan penyalinan, penggolongan dan peringkasan informasi
g.      Pencatuman pengungkapan unsur tertentu dalam laporan keuangan

Kas terdiri dari uang tunai (uang logam dan uang kertas), pos wesel, certified check, cashier’ check, cek pribadi dan bank draft, serta dana yang disimpan dibank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain. Kas yang dicantumkan dineraca terdiri dari 2 unsur, yaitu: Kas ditangan perusahaan, yang terdiri dari: Penerimaan kas disetor di bank, yang berupa uang tunia, pos wesel, certified check, cashier’ check, cek pribadi dan bank draft. Saldo kas kecil, yang berupa uang tunai yang ada di tangan pemegang dana kas kecil. Kas di bank, yang berupa simpanan di bank berbentuk rekening giro.

Umumnya pengendalian intern yang diterapkan oleh klien terhadap kas sangat ketat karena aktiva ini mudah sekali digelapkan, dan merupakan jenis aktiva yang umumnya menjadi incaran penyelewengan. Jadi pengujian ini pengujian fisik kas, uji transaksi dari awal hingga akhir periode.
Dibawah ini adalah contoh ICQ kas dan setara kas





 3
1.      Apakah yang dilakukan auditor jika dalam pemeriksaan kas dan setara kas, pihak kasir meminjam uang perusahaan sementara sehingga pada saat pemeriksaan tersebut uang fisik yang ada pada kasir tidak sesuai dengan kas yang tertera pada Neraca Perusahaan?
Jika hal tersebut terjadi auditor membutuhkan bukti peminjaman tersebut, jika saldo yang dipinjam material dan sangat berpengaruh bagi peruhaan , auditor dapat memberikan opini wajar dengan pengecualian, karena pada saat Cash Count uang yang ada di Kasir tidak sesuai dengan yang ada di Neraca. Maka dari itu auditor menyarankan mengadakan audit serentak untuk semua kasir agar tidak terjadi hal diatas dan auditor menjelaskan prosedur yang ada.

2.    Menurut kelompok kalian, apakah top schedule sama dengan berita acara? Dan bagaimana bentuk top schedule tersebut?
Top Schedule berbeda dengan berita acara. Dibawah adalah contoh berita acara


5.      Bagaimana dengan sistem Kas Besar? Karena pada slide kalian tidak menjelaskan tentang sistem kas besar hanya menjelaskan tentang sistem kas kecil saja.
Kelompok ini hanya menjelaskan, kas besar adalah sama dengan kas kecil yanga ada di Kasir, padahal Kas besar adalah kas yang dana besar nilainya biasanya kas ini berada di bank dalam bentuk giro, dan pengambilannya dengan check. biasanya digunakan untuk melakukan transaksi-transaksi yang nominalnya besar.

6.      Bagaimana menurut kelompok kalian jika dalam perusahaan terdapat multitasking karyawan?
Auditor harus memberikan saran kepada perusahaan jika ditemukan kelemahan-kelemahan pengendalian internal. Dalam hal ini perusahaan harus menambah karyawan agar tidak terdapat pegawai dengan pekerjaan yang ganda dalam arti mengerjakan tugas karyawan lainnya. Rekomendasi dari auditor kepada perusahaan dapat berupa surat yang disebut Management Letter. Ini lah cara Auditor mengkomunikasikan kelemahan-kelemahan Pengendalian Internal Perusahan tersebut.